Tiga Kota Paling Tercemar Polusi Udara dari Pesawat, Jakarta Termasuk?

Rena Laila Wuri
29 Februari 2024, 17:19
Sejumlah pesawat komersil terparkir di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (27/12/2023). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan realisasi penerbangan tambahan atau extra flight periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 sebanyak 473 penerba
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.
Sejumlah pesawat komersil terparkir di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (27/12/2023). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan realisasi penerbangan tambahan atau extra flight periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 sebanyak 473 penerbangan baik domestik maupun internasional atau naik 14 persen dibandingkan tahun 2022 sebanyak 401 penerbangan.
Button AI Summarize

Sebuah studi baru melaporkan Dubai, Inggris, dan Tokyo menjadi kota yang paling tercemar polusi dari pesawat terbang. Polusi dari pesawat terbang tersebut belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Di London, terdapat enam bandara tempat pesawat lepas landas dan mendarat. Dari enam bandara tersebut, penduduk di London terpapar emisi nitrogen oksida dan partikulat yang berbahaya setara dengan 3,23 juta mobil setiap tahunnya.

Sementara di Tokyo dan Dubai, penduduknya terpapar emisi yang setara dengan 2,78 juta mobil dari lalu lintas udara.

Dikutip dari laporan The Guardian, Kamis (29/2), ketiga kota ini adalah yang paling parah polusi udara dan emisi gas rumah kaca dari penerbangan kargo dan penumpang dari bandara di seluruh dunia. Penelitian ini menemukan bahwa dari 20 bandara terbesar menghasilkan emisi karbon setara dengan 58 pembangkit listrik tenaga batu bara.

Direktur penerbangan di Transportasi & Lingkungan Inggris, Jo Dardenne, mengatakan polusi di sekitar bandara tumbuh dari tahun ke tahun. Penelitian ini dibantu oleh lembaga think tank.

Akibat dari tingginya polusi udara membuat jutaan orang di sekitar bandara menghirup emisi beracun yang dapat mengganggu kesehatan mereka.

“Namun para pembuat kebijakan mengabaikan masalah ini," kata Dardenne, Kamis (29/2).

Ia mengatakan, pertumbuhan eksponensial sektor dan bandara tidak sesuai dengan tujuan iklim Inggri. Hal itu terutama mengingat lambatnya penyerapan teknologi bersih.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...